Kamis, 15 Desember 2011

StrAtegic GiVing Aid FoR The NeEds



VAKSIN POLIO OLEH BILL DAN MELINDA GATES FOUNDATION DI INDIA: VACCINES ARE MIRACLES



“If we all have the fortitude to see this effort through to the end, then we will eradicate polio.” —
Bill Gates, cochair of the Bill & Melinda Gates Foundation

1.    Latar Belakang
Filantropi terkait erat dengan upaya-upaya kesejahteraan sosial yang dilakukan para agamawan dan relawan, yakni upaya yang bersifat amal (charity) dimana orang-orang ini menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. Filantropi sosial bertujuan mempromosikan kesejahteraan sosial dengan mendorong penyediaan barang pribadi dan pelayanan kepada orang yang membutuhkan. Ada beberapa karakteristik pendekatan filantropi sosial, di antaranya:
a.       Amal, dimana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan. Artinya, tidak ada lagi interaksi dengan penerima bantuan ketika bantuan selesai diberikan.
b.      Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dalam penyelenggaraannya tidak melibatkan partisipasi penerima.
c.       Acak, tidak memiliki metode atau tahapan khusus dalam pelaksanaannya.
d.      Kemauan, ketergantungan upaya pada kemauan baik dari para donor dan kemauan pemerintah untuk menggunakan uang pembayar pajak demi mendukung kegiatan-kegiatan amal.
Seiring dengan perkembangan filantropi, filantropi tidak lagi hanya berkaitan dengan penyediaan bantuan kepada yang membutuhkan. Selama abad ke-19, ketika kegiatan amal berkembang dengan cepat di Eropa dan Amerika utara, beberapa pemimpin filantropis berusaha membawa isu reformasi sosial dan peningkatan kondisi sosial. Para pemimpin, yang sering berhubungan baik dengan anggota kelas menengah atas, berusaha untuk menggunakan pengaruh mereka untuk menjaring dukungan dari para pemimpin politik dan bisnis. Mereka menggunakan koneksi yang mereka miliki untuk membujuk pemerintah agar memperkenalkan layanan sosial yang baru, membuat undang-undang yang mencegah eksploitasi dan diskriminasi, atau untuk tindakan perlindungan terhadap kelompok rentan. Melihat dari definisi di atas, maka jika ada suatu lembaga yang memiliki tiga unsur di atas (memberi, melayani, bersifat asosiasi) yang secara sukarela memberikan kepada mereka yang membutuhkan dan dibumbui rasa cinta, maka lembaga tersebut bisa dikatagorikan sebagai lembaga yang mengelola dana filantropi. Gagasan dan praktek filantropi sendiri di luar negeri khususnya di Amerika mulai menguat sekitar pada tahun 1950-an. Ketika itu publik Amerika mulai tertarik dengan ide untuk penguatan civil rights dan demokrasi yang mulai menggejala di sana yang salah satu tujuannya adalah pengentasan  kemiskinan. 
Pada perkembangannya filantropi telah menjadi isu yang mengglobal pada masa ‘foundation boom’ tahun 1990, dimana para dermawan kaya mulai menyumbangkan begitu banyak hartanya untuk memperbaiki kondisi masyarakat dunia. Bill Gates adalah seorang pengusaha pemilik Microsoft yang pernah beberapa kali menjadi orang yang terkaya di dunia. Namun sejak tahun 2008, ia memutuskan berkonsentrasi untuk mengelola yayasan filantropinya. Yang bernama Bill and Melinda Gates Foundation. Salah satu kegiatan yang aktif dilakukan oleh yayasan ini adalah memberikan vaksin secara cuma-cuma bagi jutaan anak di seluruh dunia. Hingga Juli 2009, yayasan milik Gates telah menyalurkan bantuan kesehatan dan pembangunan sebesar USD 1 miliar di India. Dana filantropi tersebut sebagian besar disumbangkan untuk mendukung pemberian vaksin polio dan pencegahan AIDS.(Asianet: 2011) Di India banyak anak-anak yang terjangkit virus polio dan telah merenggut kesempatan mereka untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Ketika melihat hubungan antara yayasan Bill and Melinda Gates dengan pemberian vaksin di India, maka ingin membahas mengenai strategic giving pemberian bantuannya. Apakah benar pemberian bantuan tersebut ada kaitannya dengan memperluas jaringan bisnis dan kekuasaan, kontrol terhadap masyarakat maupun mempertinggi reputasi, atau justru pemberian yang mereka lakukan itu merupakan suatu niat tulus yang memperlihatkan kesadaran bahwa orang-orang yang menguasai ‘capital global’ mempunyai kewajiban untuk memperbaiki kondisi masyarakat dunia. Sehingga perlu dibahas lebih mendalam mengenai strategic giving pemberian vaksin polio di dalam dalam tulisan ini. 
2.    Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan yang dapat dibuat dalam tulisan ini adalah apa yang dimaksud dengan strategic giving dan mengapa issue 'strategic' dalam pemberian vaksin polio oleh Bill and Melinda Gates Foundation di India menjadi penting?
3.    Ruang Lingkup
            Tulisan ini membahas isu ‘strategic’ dalam strategic giving dalam dunia filantropi, dengan menggunakan kasus strategic giving pemberian vaksin polio yang dilakukan oleh lembaga filantropi privat terbesar di dunia yaitu Bill & Melinda Gates Foundation. Penggunaan kasus vaksin polio dimaksudkan untuk memberikan bukti bahwa virus polio menjadi epidemi terselubung dan telah merenggut masa depan anak-anak di negara berkembang termasuk India. Sehingga vaksin dinilai sangat ampuh untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak tersebut. 
4.    Landasan Teori
Beberapa abad lalu saat privat foundation berkembang di Amerika, lembaga tersebut telah menunjukkan titik kulminasi dari organisasi filantropi kontemporer dan menjadi kunci sumber dana dari pertumbuhan industri nirlaba dari organisasi kemanusiaan pada saat itu. Yayasan yang memiliki kekayaan tersebesar dikenal secara luas dan dihormati oleh para pemegang peran penting dalam masyarakat,. Karena yayasan tersebut memiliki nilai kognitif dan kontrol budaya yang kuat dalam suatu negara. Walaupun sebelumnya di Amerika sendiri private foundation mendapat kecaman tentang legitimasinya dalam masyarakat pada saat pendiriannya, namun pada tahun 1990 saat yayasan privat ini menjadi sebuah trend bagi orang kaya di Amerika, yang mulai memperlihatkan bahwa masyarakat mulai memahami tentang pentingnya lembaga ini sebagai sebuah mekanisme penyaluran kekayaan yang didistribusikan kepada masyarakat luas untuk mewujudkan “great society’ (Ann Vogel : 636)
Teori hegemoni dari Amerika Serikat umumnya mengabaikan peran para philantropi dalam transformasi dari masyarakat global dan “capital globalization”. Tanpa disadari, yayasan filantropi telah memperkuat ekspansi dari kebijakan luar negeri dan aktivitas kepedulian Amerika pada situasi dunia. Filantropi Amerika telah mempengaruhi orang-orang di negaranya tentang pentingnya demokrasi. Adapun jenis praktek filantropi dibagi dua yaitu, pertama, praktek filantropi tradisional berbentuk pemberian untuk kepentingan pelayanan sosial, misalkan pemberian langsung para dermawan untuk kalangan miskin dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bentuk filantropi seperti ini rawan adanya manipulasi dana berbentuk pengayaan individual, egosentrisme di mata publik, disamping kelemahan-kelemahan lainnya yakni tidak bisa mengembangkan taraf kehidupan masyarakat miskin atau dalam istilah sehari-hari hanya memberi ikan tapi tidak memberi pancing (kail). Berbeda dengan bentuk filantropi untuk keadilan sosial (social justice philanthropy), bentuk filantropi seperti ini dapat menjembatani jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Jembatan tersebut diwujudkan dengan upaya memobilisasi sumberdaya untuk mendukung kegiatan yang menggugat ketidakadilan struktur yang menjadi penyebab langgengnya kemiskinan. Dengan kata lain, filantropi jenis ini adalah mencari akar permasalahan dari kemiskinan tersebut yakni adanya faktor ketidakadilan dalam alokasi sumberdaya dan akses kekuasaan dalam masyarakat.Tujuan filantropi adalah menemukan akar kemiskinan bukan mengobati gejala kemiskinan.
“Filantropi yang terbaik …bukan yang disebut sedekah. Filantropi adalah investasi usaha, waktu atau uang…untuk memperluas dan mengembangkan sumber yang ada dan memberikan kesempatan untuk kemajuan, pekerjaan yang berkelanjutan, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ada (Rocketfeller).
Menurut Peter Frumkin, seorang profesor dan pakar filantropi dari University of Texas at Austin, empat hal yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang berniat menyumbang:
1.       Pertama, terkait dengan pertanyaan apa yang hendak kita capai dengan memberi dengan kata lain apa tujuan memberi. Apakah untuk memenuhi interest donatur atau interest penerima. Dua kepentingan ini bisa dikompromikan dengan apa yang disebut sebagai philanthropic value. Yaitu nilai-nilai yang berpijak pada kompromi antara kepentingan pemberi dan kepentingan masyarakat umum.
2.       Kedua, seorang donatur yang strategis juga hendaknya melihat bagaimana style sebagai pemberi. Apakah seorang pemberi cukup mengeluarkan uang atau menulis selembar cek dan mengirimkan kepada organisasi sosial tanpa tahu bagaimana organisasi tersebut mengelola dana. Ataukah pendonor sangat peduli bagaimana dana filantropi dikelola. Keingintahuan dari pendonor bisa dikategorikan sebagai high involvement terhadap pengelolaan filantropi. Sedangkan ketidakingintahuan bisa dikatakan sebagai low involvement. Keinginan pemberi untuk tahu ke mana sumbangan diberikan dan bagaimana dikelola bisa bermakna positif karena akan berimplikasi pada keterlibatan untuk memikirkan bagaimana organisasi filantropi berkembang. Pendonor mungkin bisa menyumbangkan tenaga dan pikiran, bahkan membukakan relasi yang lebih luas kepada organisasi. Jadi, dengan terlibat membantu memikirkan perkembangan organisasi, kita tidak hanya memberi sumbangan materil, tapi juga moril.
3.       Ketiga, donatur perlu memikirkan kendaraan apa yang akan digunakan untuk mengalirkan bantuan. Apakah langsung memberi kepada penerima individu di sekitar rumah atau lingkungan pemberi, ataukah kita hendak menggunakan organisasi untuk menyalurkan sumbangan tersebut.
4.       Keempat, donor perlu menimbang jenis dan lingkup kegiatan yang bisa
dicapai oleh sumbangan. Ada beberapa pilihan yang bisa diambil yaitu yang pertama adalah action vs. ideas yang menyatakan apakah pemberi akan menyumbangkan dana untuk kegiatan yang bersifat langsung (direct services) seperti pemberian santunan makanan, santunan uang, membiayai shelter untuk perempuan korban kekerasan, atau menyumbang panti rehabilitasi. Di sisi lain, donator juga bisa memilih kegiatan yang sifatnya lebih mengarah pada pencapaian ide seperti kegiatan advokasi, riset, dan pengembangan. Pilihan kedua adalah begin vs. build dimana pilihan krusial lain yang juga perlu menjadi perhatian donor ketika ingin menyumbang adalah apakah ia akan
menyumbang organisasi atau kegiatan yang sudah eksis ataukah membuat organisasi atau kegiatan baru. Pilihan ketiga adalah local vs. global yaitu pilihan lain yang bisa menjadi pertimbangan antara memberi kepada organisasi lokal, nasional, atau internasional.
Dan yang terakhir adalah few vs. many yaitu pertimbangan yang perlu menjadi perhatian donor adalah apakah pemberi ingin memberikan dananya kepada sedikit
organisasi tapi dalam jumlah besar atau kepada banyak organisasi kecil
tapi dalam jumlah yang lebih sedikit.
Selain itu menurut Peter Frumkin pula ada beberapa tantangan yang dapat dirangkum menjadi tiga pernyataan dalam dalam strategic giving yaitu:
¨  Adanya tarik menarik untuk menemukan cara memaksimalkan keuntungan pemberian kepada publik dan pemenuhan kebutuhan sang donor
¨  Mengamankan dana secara berkesinambungan
¨  Menjamin bahwa donasi pribadi dalam semua bentuknya dapat secara efektif berperan dalam mendukung masyarakat yang pluralis 
5.    Bill And Melinda Gates Foundation: Yayasan Amal Dengan Pendanaan Terbesar Di Dunia
Bill & Melinda Gates Foundation (B & MGF atau Gates Foundation) merupakan yayasan pribadi (private foundation) yang terbesar di dunia yang dioperasikan secara transparan. Pada tahun 1994, yayasan ini dibentuk sebagai William H. Gates Foundation dengan hadiah stok awal US $ 94 juta. Yayasan ini berbasis di Seattle, Washington, dengan kantor cabang di Washington, DC, New Delhi, India, Beijing, Cina dan London, Inggris. Pada tahun 1999, yayasan ini berganti nama menjadi Bill & Melinda Gates Foundation. Setelah merger dengan Gates Learning Foundation pada tahun 2000, Gates memberikan sekitar US $ 126 juta tambahan. Selama beberapa tahun setelah yayasan dibentuk, dananya meningkat menjadi US $ 2 miliar. Pada tanggal 15 Juni 2006, Gates mengumumkan rencananya untuk transisi dari peran sehari-hari yang awalnya berkutat dengan Microsoft, terhitung sejak 31 Juli 2008, ia memutuskan untuk mencurahkan lebih banyak waktu untuk bekerja dengan yayasannya. Yayasan ini didirikan oleh Bill dan Melinda Gates bersumber dari dorongan interest dan passion keluarga Gates.
Tujuan utama dari yayasan ini, secara global, untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi kemiskinan ekstrim, dan di Amerika sendiri, mempunyai tujuan untuk memperluas kesempatan pendidikan dan akses terhadap teknologi informasi. Yayasan, berbasis di Seattle, Washington, dikendalikan oleh tiga wali: Bill Gates, Melinda Gates dan Warren Buffett bersama pejabat-pejabat lainnya termasuk ketua bersama, William H. Gates, Sr dan Chief Executive Officer, Jeff Raikes. Ini memiliki dana abadi sebesar US$ 33,5 milyar pada tanggal 31 Desember 2009. Pada tahun 2007, pedirinya adalah peringkat sebagai yang paling dermawan dermawan kedua di Amerika. Skala dasar dan cara yang diterapkan oleh yayasan ini adalah teknik bisnis untuk memberikan menjadikannya salah satu pemimpin dalam revolusi philanthrocapitalism dalam filantropi global.  Meskipun yayasan sendiri mencatat bahwa peran filantropis memiliki keterbatasan.
Daripada menyebar uangnya di lusinan permasalahan, Bill Gates memfokuskan penggunaan dana dari yayasannya hanya pada beberapa isu mendasar, diamana dia berharap dengan pendekatannya dan sumber daya yang besar akan membuat perbedaan yang signifikan. Dalam hal ini adalah menyediakan kebutuhkan medis, obat-obatan dan perlengkapan untuk membantu menghentikan penyebaran penyakit, mencari vaksin untuk polio, malaria dan AIDS. Selain itu yayasan ini juga membantu meningkatkan pendidikan, baik di USA dan di seluruh dunia. Bagaimana mengenai pengukuran kesuksesannya, setidaknya di bidang penanganan kesehatan dapat dilihat dari semakin sedikit orang, terutama anak-anak yang meninggal atau sekarat akibat ketiga penyakit mematikan diatas. Bill Gates optimis bahwa fokus permasalahan yang sedang dihadapinya akan dapat dipecahkan dalam masa hidupnya. Dia tidak melihat vaksin AIDS akan ada dalam 10 tahun mendatang, tetapi sangat mungkin dalam 20 tahun mendatang. Bill Gates juga gencar memberikan vaksin polio kepada negara-negara di Asia dan Afrika dengan harapan anak-anak di negara tersebut akan mendapatkan kesempatan untuk meraih masa depan yang jauh dari kelumpuhan. Bill Gates berpikir di tahun 2025, ada suatu masa yang baik dimana tidak ada seorangpun yang akan meninggal dikarenakan sakit malaria, meskipun penyakit ini tampaknya masih akan tetap ada. Bill Gates menjalani wilayah ini dengan berbicara dengan berbagai ilmuwan, memutuskan dimana akan berinvestasi, dan berharap dalam jangka panjang, sebagian dari investasi tersebut akan terbayarkan dalam bentuk vaksin yang dapat menyembuhkan.
6.    Sekilas Tentang Epidemik Penyakit Polio
Virus polio pertama kali diidentifikasi pada 1840. Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis). Epidemik utama mulai terjadi pada 1880-an di Eropa dan kemudian menyebar ke AS dan seluruh dunia membuat pakar medis terpacu untuk segera mengembangkan vaksin. Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan dan menjadi kebal terhadap polio. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layu otot; gejala ini disebut sindrom post-polio. Kesuksesan tiba pada tahun 1950-an dan polio mulai berkurang. Tiga dekade kemudian, didorong semangat tinggi setelah mengatasi cacar dengan tuntas, WHO menyatakan upaya global untuk memberantas penyakit itu pada 1988. Hingga 2000 penyakit itu masih ditemukan, meski hanya ratusan kasus di penjuru dunia. Hari ini polio masih menjadi endemic hanya di empat negara yakni India, Afghanistan, Pakistan dan Nigeria. Namun, masyarakat yang belum mengerti sejauh ini menolak semua upaya pembasmian. Kasus India yang telah melakukan upaya luar biasa untuk menjangkau keluarga termiskin demi memastikan mereka telah terlindung dari serangan polio. 
7. Program Bill And Melinda Gates Foundation dalam Pemberian Vaksin Polio di India: Vaccines are Miracles
7.1 Mengapa Vaksin?
Salah satu program aktif dari yayasan Bill & Melinda Gates adalah pemberian vaksin terhadap negara-negara yang memiliki banyak penduduk miskin. Bill Gates, co-ketua dari Bill & Melinda Gates Foundation memprioritaskan yayasannya juga menyerukan pemerintah untuk berinvestasi dalam bantuan asing, terutama saat negara-negara berkembang menghadapi iklim ekonomi sulit. Bill Gates menulis bahwa:
"Jika masyarakat tidak dapat menyediakan kesehatan paling mendasar yang diperlukan masyarakat, jika mereka tidak bisa memberi makan dan mendidik orang, maka populasi dan masalah mereka akan tumbuh dan dunia akan menjadi tempat yang kurang stabil”. "Apakah Anda percaya keharusan moral atau tercerahkan kepentingan-dunia kaya, mengamankan kondisi yang akan mengarah pada masa depan, yang sehat sejahtera bagi setiap orang adalah tujuan saya percaya kita semua. Menyingkirkan polio akan berarti bahwa anak tidak akan lumpuh atau mati dengan penyakit ini. Setiap kemajuan besar dalam kondisi manusia membutuhkan kepemimpinan menyelesaikan dan berani. Kita sangat dekat, namun kita harus menyelesaikan taraf terakhir dari perjalanan”
Gates berfokus pada pemberantasan polio sebagai contoh utama nilai vaksin. Berkat kampanye imunisasi anak global, polio telah berkurang 99 persen, dan hampir menjadi penyakit kedua yang pernah diberantas. GAVI yang didirikan Gates bersama tokoh dunia lainnya telah memberikan vaksinasi gratis kepada 288 juta anak di 19 negara. Sampai tahun 2015 akan ada 243 juta anak lagi yang disasar dan direncanakan meluas ke 26 negara. Walaupun menyelamatkan hidup jutaan orang mudah, namun bagi Bill Gates hal itu dapat menjadi sangat mungkin terwujud melalui pemberian vaksin. Gates mengatakan vaksin adalah sebuah keajaiban, karena saat seseorang memberikan beberapa tetes vaksin atau melalui sebuah suntikan, akan dapat mencegah anak-anak terjangkit virus-virus berbahaya selama hidupnya. “For me vaccines are miracles”. Bill Gates percaya bahwa vaksin adalah salah satu cara yang ampuh melawan penyakit-penyakit berbahaya seperti polio, campak, malaria dan lain sebagainya. Vaksin bisa menjaga imun anak selamanya. Dengan pemberian vaksin seharga 18 sen dapat mengurangi kematian 2 juta anak dalam 30 tahun. Salah satu cerita yang paling sukses saat ini adalah pemberian pemberian vaksin polio.  Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa penjangkitan penyakit polio telah turun hingga 99 persen pada decade ini. Namun masih ada 4 negara yang masih tinggi tingkat terjangkitnya terhadap virus polio. Negara-negara tersebut adalah Pakistan, Afganistan, India dan Nigeria. Sehingga kampanye memberantas virus polio membutuhkan komitmen yang tinggi dari berbagai pihak.
7.2 Program Vaksin Polio di India dan Hasil Yang Diperoleh
Global Polio Eradication Initiative yang dipelopori oleh WHO, Rotary International, US Centers for Disease Control dan Pencegahan (CDC) dan UNICEF. Melalui yayasannya Bil Gates bekerja sama dengan Rotary International[1] berjuang untuk untuk memberantas polio. Baru-baru ini Bill Gates mengeluarkan dana senilai US $ 355.000.000 dalam bentuk hibah untuk Rotary. Rotary pun telah berjanji untuk meningkatkan $ 200 juta. Sehingga jumlah$ 555 juta yang dihasilkan akan mendukung kegiatan yang sangat dibutuhkan pemberantasan polio. Di India pemberantasan polio menghabiskan dana US $ 100 juta. Menurut Bill Gates, India menghadapi masalah kesehatan terberat di dunia sehingga ia menggalang dana untuk memastikan setiap anak memperoleh vaksin tersebut. Dana dari yayasan Gates telah membantu upaya melawan polio selama lebih dari dua puluh tahun. Bill Gates percaya polio dapat diberantas sehingga ia berkomitmen memberi donasi ekstra untuk melindungi anak-anak termiskin di dunia termasuk di India. Namun ia sendiri paham bahwa membujuk orang tua mengenai manfaat vaksin sangat sulit ketika dihadapkan penolakan budaya, ketakutan terhadap keamanan vaksin, ketika satu-satunya 'manfaat' adalah ketahanan terhadap penyakit. Selama ini Gates telah merogoh sekitar 10 milyar dolar (Rp85,5 triliun rupiah) dari kantong pribadinya untuk membantu proyek yang ia sebut 'dekade pemberian vaksin' di seluruh dunia.
Dalam sebuah demonstrasi di India, 65 sukarelawan Rotary dari seluruh dunia akan berkunjung ke Uttar Pradesh dan New Delhi untuk mengelola vaksin polio kepada anak-anak tangan pertama. Perang terhadap epidemi polio terbesar dalam sejarah dilakukan pada 9 Februari 2003, India meluncurkan kampanye massa terbesar yang dalam imunisasi polio, menargetkan 165 juta anak-anak. Pemerintah India dan Uttar Pradesh bekerja sama dengan WHO, Rotary International, US Centers for Disease Control dan Pencegahan (CDC) dan UNICEF untuk mengorganisir kampanye massa yang divaksinasi lebih dari 33 juta anak di Uttar Pradesh. Kegiatan vaksinasi ini melibatkan lebih dari 1,3 juta relawan dan petugas kesehatan, dilengkapi dengan hampir 200 juta dosis vaksin, yang pergi dari rumah ke rumah dan bekerja di tempat-tempat umum dan pusat pelayanan masyarakat untuk memberi vaksin polio bagi anak di bawah usia lima tahun. Untuk berhasil, tim harus mencakup negara sebesar “Eropa Barat” dalam enam hari. Epidemi yang luar biasa ini membutuhkan usaha yang luar biasa pula dari berbagai mitra nasional dan internasional. Kampanye pada bulan Februari 2003 adalah jenis respon yang diperlukan untuk melindungi anak-anak India dari penyakit yang berbahaya ini dan berjuang untuk pemberantasannya. Pemerintah India, mengerahkan lebih dari 2 juta pekerja kesehatan untuk melakukan imunisasi dengan mengunjungi lebih dari 200 juta rumah setiap tahun. Untuk memberi keyakinan bahwa mereka tidak mengabaikan seorangpun, mereka juga pergi ke stasiun kereta api, bus dan terminal feri untuk menyuntik vaksin polio kepada anak-anak. Diperkirakan bahwa hidup 20 juta anak telah diselamatkan selama dua dekade terakhir.
8.    Strategic Giving Dalam Bill and Melinda Gates Foundation

8.1    Adanya tarik menarik untuk menemukan cara memaksimalkan keuntungan pemberian kepada publik dan pemenuhan kebutuhan sang donor
Perspektif filantropi adalah dorongan moral dan sosial secara utuh untuk membantu orang-orang yang hidup dalam kemiskinan baik dalam masalah materi maupun hak-hak lainnya. Cara ini bukan lagi didasarkan atas paksaan yang membuat masyarakat terdorong untuk memberi dan terlibat didalamnya. Pendekatan strategic giving dalam filantropi juga akan menjadi panacea bagi masalah kemiskinan daripada hanya memenuhi kepentingan konsumtif sesaat. Lembaga filantropi yang memikili struktur kerja yang terintegrasi akan sangat efektif untuk melakukan perombakan penyebab struktural yang menjadi masalah utama kemiskinan di masyarakat. Pengalaman negara maju dalam pengelolaan filantropi dengan menggunakan akreditasi dalam menjalankan program-programnya akan membantu mendorong pengembangan lembaga-lembaga filantropi modern.
Bill Gates sejak ia bekerja sebagai seorang filantropist mengatakan bahwa telah lama ingin menyumbangkan hartanya untuk kegiatan amal. Hal itu ia buktikan dengan memberikan bantuan yang besar terhadap pemberantasan polio di India. Bantuan yang diberikan oleh Gates melalui yayasannya yang bekerjasama dengan Rotary Internasional telah memainkan peran penting dalam perjuangan untuk memberantas penyakit polio di seluruh dunia. Gates juga menyumbang lebih dari US$ 800 juta untuk usaha pemberian vaksin melalui program Polio Plus-nya. Anggota Rotary merupakan ribuan relawan sukarela yang membantu pemberian vaksin polio oral (OPV) bagi anak-anak di seluruh dunia. Rotary mendapat hibah dari Bill & Melinda Gates Foundation untuk memperlancar usaha penanganan polio di India. Bersama lembaga-lembaga kemanusiaan diatas, pemerintah India mengerahkan lebih dari 2 juta pekerja kesehatan untuk melakukan imunisasi dengan mengunjungi lebih dari 200 juta rumah setiap tahun. Untuk memberi keyakinan bahwa pekerja dalam organisasi ini tidak mengabaikan seorangpun, juga pergi ke stasiun kereta api, bus dan terminal feri untuk menyuntik vaksin polio kepada anak-anak.
Gagasan penting dalam menjalankan misi ini adalah dengan cara memperkuat lembaga filantropi dalam pengormatan dan perlindungan derajat kemanusiaan bagi pengguna manfaat (beneficiaries). Pilar utama filantropi adalah dimanapun lembaga ini beroperasi harus bersandar pada kepercayaan publik. Kepercayaan publik akan hadir ketika transparansi dan standarisasi administrasi diadopsi menjadi sistem dan etika lembaga-lembaga filantropi ini. Selain itu, model program yang berorientasi pada isu-isu jangka panjang menjadi bagian penting sehingga menarik para donor lainnya untuk mengeluarkan dana yang sangat berguna untuk pendanaan tambahan pada sebuah program. Praktek filantropi yang telah mengalami respon positif masyarakat dan memberikan perhatian yang luas bagi kepenting publik dapat dilihat dari pengalaman Bill & Melinda Gates. Karena lembaga non-profit seperti Bill & Melinda gates mampu menjual produknya dengan kepercayaan dan program, dan ini mejadi bagian kinerja aktif yang perlu digerakkan setiap saat.
Dengan perjuangan dan tekad yang keras kini Bill Gates telah menggapai cita-citanya termasuk keinginan besarnya dalam membantu masyarakat dunia. Endemi penyakit polio telah turun sampai 90 persen. Saat ini di India hanya ada 41 anak yang mengidap polio pada tahun 2010, ini berarti kerja kerasnya selama ini telah terbayar. Bill Gates yakin transmisi virus polio akan segera dapat dihentikan. Namun ia tidak akan berhenti dalam memerangi kasus polio karena keberhasilan di India menginspirasinya untuk melakukan hal-hal yang lebih besar lagi untuk penanganan penyakit-penyakit lainnya. Dalam bulan Juni 1999, Gates dan istrinya mendermakan $5 milyar kepada organisasi mereka, pendermaan yang paling besar dalam dunia oleh individu-individu yang hidup. Hal itu tentu tidak mengherankan karena menurut survei Majalah Forbes, Bill Gates selalu menjadi orang terkaya di dunia berturut-turut selama tahun 1996 – 2004 dengan jumlah $ 90 Milyar.
Gates telah menyatakan dirinya memutuskan untuk menyumbangkan 90 persen daripada hartanya semasa dia masih hidup. Untuk meletakkan ini dalam perspektif yang benar, sumbangan ini setidaknya telah menyediakan uang yang amat diperlukan untuk beasiswa universitas kaum minoritas, menentang AIDS dan sebab-sebab lain, kebanyakannya isu-isu yang biasa tidak dipedulikan oleh komunitas penderma, seperti penyakit-penyakit yang biasa kita lihat di dunia ketiga seperti polio, campak, cacar, pneumonia, malaria dan jenis penyakit lainnya. Krena pengabdiannya sebagai seorang filantropist ia meraih banyak penghargaan, salah satunya pada tahun 2005, Gates menerima penghargaan kesatriaan (Knight Commander of the Order of the British Empire Kehormatan) dari Ratu Elizabeth II. Bill Gates juga meraih Indira Gandhi Prize untuk perdamaian, perlucutan senjata dan pembangunan dari Presiden India, Pratibha Patil. Penghargaan itu diberikan setelah yayasannya, Bill & Melinda Gates Foundation berhasil membantu jutaan orang di seluruh dunia. Penghargaan itu diberikan kepada individu atau organisasi yang berhasil menciptakan perdamaian, pembangunan dan ekonomi dunia. Sampai bulan ini, yayasan Bill Gates telah menyaluarkan bantuan kesehatan dan pembangunan sebesar 1 miliar dolar AS di India. Sebagian besar untuk pencegahan AIDS dan vaksin polio. Tidak ketinggalan beberapa penghargaan bergengsi dari majalah-majalah dunia juga diterima Bill Gates atas kerja kerasnya sebagai seorang philanthropist. Bill Gates juga mempunyai pengaruh penting dalam hubungan negaranya dengan negara-negara lain yang tanpa disadari telah menjadi duta Amerika serikat untuk bernegosiasi dengan banyak orang-orang penting termasuk para pemimpin dunia yang sulit didekati oleh pemerintah Amerika, salah satunya adalah Presiden Ziang Zemin. Nama Bill Gates sempat tercoreng karena dianggap telah melakukan beberapa kesalahan dalam bisnis softwarenya. Beberapa dakwaan yang diarahkan kepadanya berkaitan dengan cara - cara bisnis yang melanggar undang-undang bisnis Amerika Serikat, misalnya monopoli Internet Explorer pada sistem operasi Windows. Namun melalui lembaga filantropinya kini ia dikenal sebagai seorang pengusaha yang paling dermawan di dunia.
8.2. Mengamankan Dana Secara Berkesinambungan
8.2.1        Lifespan of Donation
Metode ini digunakan untuk mengelola yayasan Bill and Melinda Gates Foundation. Pada Oktober 2006 milik Bill Gates ini dibagi menjadi dua entitas: yang pertama adalah Bill & Melinda Gates Trust Foundation (yang mengelola aset dana abadi) dan yang kedua adalah Bill & Melinda Gates Foundation, yang menjadi salah satu sumber dana filantropi bagi kegiatan amal di seluruh dunia. Lembaga ini telah bekerja untuk memberi bantuan hibah selama puluhan tahun. Pada saat itu diumumkan keputusan untuk. menghabiskan seluruh sumber daya (yang berasal dari Melinda Gates Foundation Trust) dalam waktu 50 tahun setelah kematian Bill dan Melinda kelak. Batas waktu yang diberikan menjadi pertanda ditutupnya Bill & Melinda Gates Trust Foundation dan efektif mengakhiri Bill & Melinda Gates Foundation. Rencana untuk menutup Trust Foundation berbeda dengan yayasan amal yang lainnya yang tidak memiliki tanggal penutupan ditetapkan. Untuk program pemberian vaksin polio, Bill Gates telah mengeluarkan dana sekitar senilai US $ 355.000.000 dalam bentuk hibah untuk Rotary. Rotary pun telah berjanji untuk meningkatkan lagi sejumlah $ 200 juta yang didapatkannya dari donasi orang-orang kaya dan donor lainnya agar program pemberantasan polio dapat berjalan lancar.

8.2.2        Kampanye The Giving Pledge
The Giving Pledge adalah upaya untuk mengundang keluarga dan individu terkaya di Amerika untuk berkomitmen agar memberikan sebagian dari kekayaan mereka untuk kegiatan filantropi dan organisasi amal yang mereka minati selama hidup mereka atau setelah kematian mereka. Aksi amal dalam jumlah luar biasa besar ini dipimpin pendiri Microsoft, Bill Gates, dan investor saham kenamaan,Warren Buffett.Majalah Forbes memperkirakan dana yang terkumpul mencapai lebih dari USD150 miliar atau Rp1.380 triliun, bahkan dalam hitungan Wall Street Journal dana amal yang terkumpul bisa mencapai USD600 miliar atau Rp5.451 triliun. Aksi filantropi itu digalakkan Gates dan Buffett melalui program the giving pledge. Tujuannya hanya untuk mengajak bukan memaksa para milyader untuk menyumbangkan kekayaan mereka untuk memilih membantu atau mengembangkan lembaga filantropi yang mereka inginkan. Setiap orang yang memilih menjadi anggota ‘the giving pledge’ berjanji akan membuat pernyataan ini publik, bersama dengan surat yang menjelaskan keputusan mereka untuk berjanji akan menjaga kesinambungan dana yang mereka miliki. Pada acara pertemuan tahunan anggota the giving pledge, mereka datang bersama-sama untuk berbagi ide dan belajar dari satu sama lain dalam mengembangkan pengetahuan mereka sebagai seorang philantropist.
Ikrar mereka adalah komitmen moral untuk memberi, bukan kontrak hukum. Ini tidak melibatkan pengumpulan uang atau mendukung satu organisasi tertentu. Sementara ikrar memberi (giving pledge) secara khusus difokuskan pada milyarder yang pada saat ini telah menarik banyak milyader di Amerika. Ide the giving pledge ini mengambil inspirasi dari upaya di masa lalu yang mendorong dan mengakui pemberian dari semua jenis pendonor dengan berbagai latar belakang pekerjaan. Ia terinspirasi oleh contoh yang ditetapkan oleh jutaan orang Amerika yang memberi dengan murah hati (sering dengan pengorbanan pribadi yang besar) untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Yang ditekankan adalah program ini  tidak mengumpulkan dana dari para miliarder, tapi hanya menagih komitmen filantropi semata. Gates bersama istrinya Melinda, telah berbicara di depan 20% orang terkaya di AS yang berjumlah sekitar 70 hingga 80 orang. Jumlah ini belum seberapa karena berdasarkan data Forbes, terdapat 403 taipan yang tinggal di AS dan Gates masih berupaya untuk membujuk orang-orang kaya lainnya untuk menyumbangkan separuh hartanya. Saat ini Gates juga berencana untuk membawa wacana the giving pledge ke negara-negara di benua lainnya

8.3      Menjamin bahwa donasi pribadi dalam semua bentuknya dapat secara efektif berperan dalam mendukung masyarakat yang pluralis
Program Bill & Melinda Gate Foundation merupakan yayasan dengan penyumbang terbesar di dunia dengan total sumbangan mencapai 36.7 milyar dollas AS, dengan konsen berbagai permasalahan yang dihadapi dunia ketiga, termasuk didalamnya India, Pakistan, Bangladeh dan Nigeria. Kasus yang dihadapi mulai dari human development, poverty and development,  dan global health dengan miliaran dana yang dikucurkan. Gates lebih memilih untuk membantu negara-negara yang mempunyai banyak penduduk miskin baik di Asia, Afrika, juga Amerika Latin. Bantuan yang diberikan yayasan Bill dan Melinda Gates difokuskan pada hal-hal yang cenderung diabaikan oleh para donor lain, yaitu dalam bidang penanganan penyakit di negara-negara miskin. Salah satunya adalah gencarnya pemberian vaksin polio terhadap seluruh anak yang ada di India tanpa pandang bulu. Bill Gates mengharapkan dengan bantuannya anak-anak di seluruh dunia akan mendapat kehidupan yang lebih baik walau hanya karena pemberian vaksin saja.

9.    Permasalahan Mendasar Dalam Filantropi
9.1    Kritik Penghindaran Terhadap Pajak
Foundation menciptakan kelompok orang kaya yang dapat memberikan bantuan filantropi. Ada pandangan skeptis terhadap orang kaya di AS yang mengatakan bahwa mereka dapat memilih: apakah saya akan menyumbang atau membayar pajak? Kaum skeptis mengatakan bahwa filantropi itu hanya pengalihan uang dari negara kepada para miliarder. Jadi bukannya negara yang menentukan uang para miliarder itu, justru mereka sendiri yang bakal memutuskan ke mana uang tersebut akan mengalir. Namun Bill & Melinda Gates membantah hal tersebut dan mengatakan justru inilah saatnya orang-orang kaya di dunia memanfaatkan kesempatan untuk memperbaiki kondisi masyarakat dunia. Walaupun banyaknya pandangan miring terhadap lembaga filnatropi, semua orang tidak dapat memungkiri bahwa dengan adanya orang-orang seperti Bill Gates, banyak permasalahan yang tidak dapat ditangani oleh pemerintah dapat lebih teratasi dengan lebih baik. Kedermawanan mereka juga selain meningkatkan citra para filantropist tersebut, juga dapat membawa nama baik bagi negara mereka dan tentunya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dunia yang masih banyak yang terabaikan dan belum mendapat pertolongan.

9.2    Efektivitas Program
Program penanganan polio menjadi salah satu konsen yayasan Bill & Melinda Gates di India yang bekerja sama dengan Rotary Club dan pemerintahan India. Ada beberapa cara yang digunakan dalam pemberian bantuan oleh yayasan ini. Bill dan Melinda Gates menetapkan prioritas menyeluruh dalam pemberi hibah, yang kemudian dibuat rancangan strategi untuk memenuhi tujuan yayasan ini. Lembaga ini telah mengembangkan serangkaian proses yang berguna untuk memutuskan bagaimana cara untuk menghabiskan waktu, tenaga, dan uang untuk mencapai tujuan lembaga ini untuk orang banyak.
Dalam memaksimalkan target yang ingin dicapai Gates foundation ada strategi yang dikembangkan secara berkesinambungan. Proses terbaru yang dilakukan adalah mencakup siklus berkelanjutan yang terdiri empat tahapan, yaitu: siklus yang pertama adalah develops strategy (yang terdiri dari kemampuan melihat ruang lingkup masalah dan kesempatan yang tersedia; selanjutnya memilih dan mengartikulasikan pilihan strategi; ketiga, mengembangkan rencana pelaksanaan dan anggaran), dilanjutkan dengan makes grant (hal ini dilakukan dengan cara mencari mitra dan mempertimbangkan hibah yang akan mendukung tujuan yayasan ini. Biasanya dibuat tiga sampai lima tahun jangka pemberian hibah yang dilanjutkan dengan membangun kesepakatan formal yang mencakup hasil yang diharapkan),. Langkah ketiga adalah measures progress (yaitu membuat pengukuran dan penginformasian dengan tujuan yang jelas, spesifik dan penting, selanjut membantu proses adaptasi, dan mengembangkan inisiatif program) dan yang terakhir adalah adjustment strategy (dalam proses ini CEO akan menentukan apakah program akan dilanjutkan dan melakukan beberapa penyesuaian). Siklus ini berkembang dan meningkatkan bersama dengan ‘peering learning’ dari penerima, pemberi dana dan mitra lembaga ini. Lembaga ini berkomitmen untuk melaporkan apa yang telah pelajari pada tahap kunci dari proses pemberi hibah.  Dokumen berjudul, Siklus Hidup Strategi yaitu panduan yang menjelaskan secara rinci bagaimana lembaga ini mengembangkan dan menyempurnakan strategi pemberian hibah kepada masyarakat yang membutuhkan Dokumen strategi ini diluncurkan ke publik pada bulan April 2007. Dengan struktur program tersebut, diharapkan salah satu program besar yang didanai Bill and Gates Foundation di India yaitu dalam hal imunisasi polio dapat terawasi dan terlaksana dengan lebih baik dari sebelumnya. Dengan pengawasan dan strategi yang baik Bill & Gates Foundation telah membuktikan mengurangi kasus polio di India yang awalnya 200-an kasus, menurun menjadi 41 kasus pada 2010.
9.3    Akuntabilitas dan Legitimasi
A private foundation is a nongovernmental, nonprofit organization with funds (usually from a single source, such as an individual, family or corporation) and program managed by its own trustees or directors. It is established to aid social, educational, religious or other charitable activities, primarily through grantmaking. Private foundations are generally founded by an individual, a family or a group of individuals, and are organized either as a nonprofit corporation or as a charitable trust. –By Joanne Fritz[2]
            Pada definisi di atas disebutkan bahwa Bill & Melinda Gates Foundation mengelola dana yang dimilikinya terutama dengan menggunakan skema grant making. Secara umum,  grant making adalah skema penyaluran dana hibah dari privat foundation bagi lembaga nonprofit atau organisasi nirlaba. Dana hibah tersebut disalurkan guna mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh organisasi nirlaba di bidang keagamaan, budaya, sosial, lingkungan dan kemanusiaan. Mengelola dana menggunakan skema grant making, tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Untuk mencapai visi organisasi, mungkin akan jauh lebih sederhana jika mereka mengelola program atau kegiatannya secara langsung, dibanding harus melalui ‘tangan-tangan’ orang lain. Dalam pengelolaan yayasannya, laporan keuangan dari Bill and Melinda Gates Foundation untuk setiap tahunnya akan di-posting pada musim panas tahun berikutnya, sedangkan jenis pendanaan dari 990-PF dilaporkan pada musim gugur tahun berikutnya. Pada Oktober 2006, pengurus Bill and Melinda Gates Foundation menciptakan struktur dua entitas pendanaan yaitu: Bill & Melinda Gates Foundation (berbentuk yayasan) dan Bill & Melinda Gates Foundation Trust (dalam bentuk kepercayaan). Kedua entitas yang bebas bebas pajak untuk kategori yayasan swastayang memiliki struktur pengelolaan yang jelas sebagai sebuah badan amal resmi. Di dunia berkembang, yayasan ini berfokus pada peningkatan kesehatan dan mengurangi kemiskinan seperti salah satu contoh programnya dilaksanakan di India. Sedangkan di Amerika Serikat sendiri, yayasan ini mendukung program yang terkait dengan pendidikan. Pada wilayah lokal yayasan ini mempromosikan strategi dan program yang membantu keluarga berpenghasilan rendah.Sebelum kematiannya, Warren Buffett (salah satu orang terkaya dii Amerika serikat yang juga seorang philanthropist telah menyumbangkan sebagian besar asset yang ia miliki ke Bill and Melinda Gates Foundation). Ia berharap hartanya dapat dikelola oleh yayasan Bill and Melinda Gates untuk member kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat yang membutuhkan. Modal utama Buffett dalam menyerangkan asetnya ke yayasan tersebut adalah kepercayaan yang untuk mengelola aset investasi dan transfer hasil untuk yang diperlukan untuk mencapai tujuan amal dari yayasan tersebut
10.    Bill Gates dan Kekuatan Yang Dimiliki Seorang Pebisnis Filantropist
Bill gates adalah orang terkaya di dunia versi majalah Forbes selama beberapa tahun. Pada tahun 2000 mulai beralih pada kegiatan filantropidan telah menghabiskan dana sekitar 2,3 milliar dollar AS untuk membantu program vaksinasi 80 juta anak di negara miskin. Total donasi yang diberikan Bill Gates sampai saat ini melebihi donasi yang dilakukan oleh John. D. rocketfeller, yang mulai memberikan donasi sejak ia menjadi juru tulis di Clevelend and pada akhir hidupnya telah memberikan 550 juta dollar AS. Para philanthropist saat ini lebih cenderung dapat mempengaruhi segmen-segmen politik daripada para politikus sendiri. Saat ini para pebisnis justru mendapat akses yang lebih banyak ketika memutuskan untuk menjadi pebisnis philantropist daripada hanya menjadi seorang politikus. Contoh pengaruh Bill Gates terhadap pemimpin dunia adalah ketika ia disambut dengan hangat oleh adalah Presiden Cina, Jiang Zemin, dan dapat bertemu dengan pemimpin itu dua kali dalam delapan bulan. Hal ini sangat jauh bila dibandingkan Bill Clinton yang hanya dapat bertemu sekali. Dunia patut berterima kasih terhadap orang-orang seperti Bill Gates, karena selain memperluas jaringan bisnisnya, ia juga telah melakukan lobi-lobi politik dengan banyak tokoh-tokoh politik untuk mengubah keadaan dunia, dengan kesadaran mereka sebagai philanthropist untuk mengubah dunia kearah yang lebih baik.
11.    Kesimpulan
            Bill & Melinda Gates Foundation (B & MGF atau Gates Foundation) merupakan yayasan pribadi (private foundation) yang terbesar di dunia yang dioperasikan secara transparan, Yayasan ini didirikan oleh Bill dan Melinda Gates dan telah menjalankan program bantuan yang berguna bagi human development baik di negaranya maupun masyarakat lain di bebagai belahan dunia. Salah satu kegiatannya adalah memberikan vaksin terhadap 165 juta anak-anak di India. Yayasan Bill Gates tidak bekerja sendiri, yayasan ini dibantu Rotary International dan mitra dalam Global Polio Eradication Initiative (GPEI)---yang terdiri dari Organisasi Kesehatan Dunia, UNICEF, dan US Centers for Disease Control dan Prevention. Organisasi Rotary Internasional memiliki relawan 1,2 juta yang terdiri dari pria dan wanita dan petugas kesehatan, dilengkapi dengan hampir 200 juta dosis vaksin, yang pergi dari rumah ke rumah dan bekerja di tempat-tempat umum dan pusat pelayanan masyarakat untuk memberi vaksin polio bagi anak di bawah usia lima tahun. Untuk berhasil, di India mereka harus mencakup negara sebesar “Eropa Barat” dalam enam hari. Berkat kerja keras dari pihak di atas, penjangkitan virus polio dapat pada tahun 2010 turun hingga 99 persen dan hanya diderita oleh 41 orang anak . Kerja keras Bill gates telah terbayar, namun bantuan yang berkelanjutan akan selalu dilakukan karena penyebaran virus yang besar mungkin dapat terjadi lagi.
References:
Heertz, Noorena. 2001. “Evangelical Enterpreneurs”, dalam Silent Takeover. London: Random House. Pp.200-216
Himmelfrab, Gertrude. 1997. The Age of Philantrophy”, the Wilson Quartely. Vol.21. no.2. pp.48-55.
Vogel Ann, 2006. “Who’s Making Global Civil Society: Philantrophy and US Empire in The World Society.” British Journal of Sociology. Vol. 7 no. 4. Pp.635-655.
WHO Media Centre. 2003. India launches largest ever campaign to tackle polio epidemic (http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2003/pr8/en/ dikutip pada 26 Juni 2011)


[1] Sejak tahun 1988, Rotary International dan mitra dalam Global Polio Eradication Initiative (GPEI) - Organisasi Kesehatan Dunia, UNICEF, dan US Centers for Disease Control dan Prevention - telah bekerja untuk menghapus polio dari muka bumi. Sebuah layanan organisasi yang memiliki relawan 1,2 juta yang terdiri dari pria dan wanita. Rotary mulai member imunisasi polio pada tahun 1985 dan menjadi mitra dalam GPEI tiga tahun kemudian.Tanggung jawab utama Rotary adalah penggalangan dana, advokasi, dan perekrutan relawan. Untuk saat ini, Rotary telah menyumbangkan lebih dari US $ 900 juta untuk upaya pemberantasan polio. Anggota Rotary club secara sukarela waktu dan sumber daya pribadi untuk mencapai lebih dari dua milyar anak di 122 negara dengan vaksin polio.

[2] Joanne Fritz telah mengabdikan dirinya untuk bekerja pada perusahaan nirlaba selama 30-tahun. Pada awal karirnya ia mengajar di perguruan tinggi, dan tingkat universitas. Dia juga memegang posisi manajemen senior di dua organisasi nirlaba nasional dan dua universitas. Fritz menjabat pada papan nirlaba banyak dan dipilih untuk berpartisipasi dalam program kepemimpinan di dua kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar